masukkan script iklan disini
MEDAN | Strateginews — Pasca gelombang unjuk rasa yang berujung anarkis di beberapa daerah, Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas mengumpulkan Forkopimda, tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda di Balai Kota, Minggu, 31 Agustus 2025 malam.
Pertemuan itu bukan sekadar seremonial. Rico ingin membangun ruang dialog terbuka untuk mencari cara menjaga Medan tetap aman dan kondusif. Ia menegaskan, keamanan bukan hanya tugas aparat, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
“Rekan-rekan TNI-Polri sudah berjibaku sejak beberapa hari terakhir. Mari kita bantu dengan cara menenangkan kelompok kita masing-masing, memberi anjuran dengan hati dingin, bukan justru memperkeruh suasana,” kata Rico.
Menurutnya, aspirasi masyarakat tetap layak didengarkan, tapi tidak boleh dibungkus dengan tindakan anarkis. “Aspirasi jadi kehilangan makna kalau disalurkan lewat kekerasan. Medan tidak boleh terjebak dalam itu,” tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut, para tokoh sepakat menandatangani pernyataan bersama: mengajak warga menjaga kedamaian serta tidak gampang terprovokasi isu yang memecah belah. Rico bahkan mengusulkan doa bersama yang dilakukan serentak di tempat ibadah masing-masing, Senin siang, 1 September 2025, agar suasana hati warga ikut sejuk.
Ia menekankan, yang dibangun malam itu adalah kesadaran kolektif. “Kita berbeda latar belakang, tapi satu bangsa. Jangan biarkan wajah Medan tercoreng. Dengan semangat kebersamaan, saya yakin kita bisa merawat kota ini,” ujarnya.
Selain di Balai Kota, pola pertemuan serupa digelar di tingkat kecamatan. Camat bersama Forkopimcam, tokoh agama, dan tokoh masyarakat ikut bergerak merangkul warganya.
Bagi Pemko Medan, upaya ini jadi penegasan: menjaga kondusivitas bukan perkara seremoni dan tanda tangan, melainkan langkah nyata meredam tensi di lapangan. (Irham)







Tidak ada komentar:
Posting Komentar